Gandeng 2 Modest Fashion Designer, Wardah Kembali Tampil di NYFW

Jum'at, 22 Februari 2019 - 15:30 WIB
Gandeng 2 Modest Fashion Designer, Wardah Kembali Tampil di NYFW
Gandeng 2 Modest Fashion Designer, Wardah Kembali Tampil di NYFW
A A A
JAKARTA - Melanjutkan komitmen untuk mendukung perkembangan industri mode Tanah Air khususnya modest wear, melalui program Wardah Fashion Journey, Wardah kembali berpartisipasi untuk ketiga kalinya dalam panggung mode internasional, New York Fashion Week (NYFW) 2019 The Shows "Indonesian Diversity" pada 7 Februari 2019. Berkolaborasi bersama 2 modest fashion designer ternama Indonesia yaitu Itang Yunasz dan Dian Pelangi, Wardah mengajak pecinta mode New York untuk merasakan kecantikan Indonesia.

"Kami menilai bahwa industri kecantikan tidak akan bisa lepas dari mode, begitu pula sebaliknya. Pada tahun inu keikutsertaan Wardah di NYFW 2019 The Shows menggandeng 2 modest fashion designer papan atas yaitu Dian Pelangi dan Itang Yunasz. Sekaligus juga memperkenalkan keunggulan produk kosmetik Wardah melalui konsep make up look yang telah dipersiapkan oleh tim make up artist Wardah," kata Elsa Maharani selaku Manager Public Relations Wardah saat jumpa pers di Hotel Century, Jakarta, Kamis (21/2/2019).

Dian Pelangi dan Itang Yunasz merupakan dua desainer Indonesia yang memiliki fokus pada koleksi siap pakai modest wear. Pada tahun 2018 lalu, keduanya mendapat apresiasi secara internasional dari Metropolitan Museum of Art di New York dan berkesempatan untuk melakukan pameran di de Young Museum untuk Contemporary Muslim Fashions.

"Hal tersebutlah yang juga menjadi salah satu alasan kenapa kami, memilih Dian Pelangi dan Itang Yunasz, misi yang lebih luas lagi adalah melalui panggung ini kami ingin menyampaikan bahwa Wardah mendukung Indonesia untuk siap menjadi pusat tren busana muslim,” kata dia.

Itang Yunasz menampilkan koleksinya yang berjudul Tribal Diversity, melalui koleksi ini Itang memperkenalkan keindahan pola-pola kain tenun ikat Sumba dan menunjukan kemajuan tren busana muslim di Indonesia. Selain itu, Dian Pelangi menampilkan koleksi yang diberi nama #Socialove, merepresentasikan tren halal lifestyle melalui busana muslim dan hijab yang modern, anggun, dinamis dan bersifat universal.

"Saya ingin keindahan kain tenun ikat tradisional Indonesia dikenal secara internasional melalui koleksi saya. Selain itu saya ingin semakin semakin banyak orang mengetahui bahwa Indonesia merupakan pusat tren busana muslim yang harus menjadi refrensi bagi gaya busana muslim dunia," papar Itang Yunasz.

"Koleksi tahun ini saya dikasih waktu 2 bulan. Tema yang saya ambil Sumba. Saya lagi cinta dengan Indonesia bagian timur dan warna yang saya pakai cocok dengan Instaperfect Wardah. Semua dari one piece dress terbuat dari diatas lace tapi nggak nerawang dan turban saya tetap pilih karena modest untuk semuanya. Memakai baju sopan itu nggak ada agamanya, ini lebih universal. Saya menampilkan 12 look," tambahnya.

Rangkaian agenda Wardah untuk NYFW 2019 ini di mulai dari audisi pemilihan model, make up workshop untuk 20 make up artist asal Amerika yang terlibat di backstage beserta dengan pengenalan rangkaian produk Wardah Instaperfect yang digunakan dalam tampilan make up NYFW 2019, pembuatan video campaign Wardah Fashion Journey di New York hingga kunjungan resmi ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia, New York.

"Koleksi #Socialove diharapkan mampu mengubah persepsi mengenai busana hijab. Saat ini busana hijab bukan lagi gaya konservatif. Busana hijab merupakan busana yang dinamis, penuh semangat, dan anggun. Bersama dengan Wardah, koleksi ini merepresentasikan gaya hidup halal masa kini yang modern, dinamis dan penuh semangat. Akulturasi mode ini juga bersifat universal dan bisa digunakan siapa saja, tidak terbatas bagi orang yang berhijab," beber Dian.

"Terinspirasi dari Kota New York yang aktif sekali. Selama dua bulan saya persiapan, ada 12 koleksi yang dihadirkan warja gelap, hitam, putih dan terinspirasi dari Instaperfect Wardah karena campaign Instaperfect itu New York banget. Motifnya batik, tapi batiknya etnik, abstrak," tutur Dian Pelangi.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4361 seconds (0.1#10.140)